Our Friendship Padlock

by - September 10, 2017

Beberapa waktu yang lalu, saya main ke Farmhouse Lembang bersama 2 orang teman saya. Sebut saja namanya Theen-theen dan Tika (nama sebenarnya). Sebenernya saya ga terlalu suka nulis hal-hal personal seperti nama teman di blog, tapi berhubung kita udah temenan lama, maka saya memberikan kehormatan kepada mereka berdua untuk disebut di blog ini lol. Farmhouse ini asik banget tempatnya, bagus buat foto-foto terus di upload di Instagram. Salah satu yang menarik di sini adalah kumpulan gembok cinta yang sepertinya terinspirasi oleh gembok cinta yang ada di Korea.


Gembok cinta ini dijual seharga Rp. 25.000, jadi kita ga perlu bawa sendiri gembok dari rumah. At first, we thought it was cheesy. Why should we spend IDR 25.000 for a padlock? We'd rather buy food lol. Kalo di Korea ya okelah, ini di Lembang doang gitu lho. Tapi dipikir-pikir Rp. 25.000 kalo dibagi 3 ya lumayanlah buat kenang-kenangan. Lagian ga cuma pasangan yang memasang gembok disana, geng sahabat, keluarga, bahkan rombongan kantor juga banyak. So, we decided to buy one and write our name on one side and "faito" or fight in Japanese on the other side of the padlock. I was the one who wrote that, and to be honest, I felt a little bit emotional when writing that. I remembered that we've gone through a lot of things. I really meant it when writing "faito" (udah gitu sok-sok an nulis pake katakana doong), because we still have a lot of fight that we have to face. Ya sudahlah ganbatte kudasai ya kalo begitu buat kita...


our padlock
Katanya semakin dewasa, teman kita semakin sedikit. Dan saya rasa emang benar sih. Teman-teman yang dulu deket banget pas jaman sekolah dan kuliah, udah jarang banget ketemu. Sekalinya ketemu malah jadi agak awkward gitu bingung mau ngomong apa. Ya wajar aja sih kan udah punya kesibukan masing-masing. Btw saya rasa temen sekolah sama kuliah itu beda sama temen di tempat kerja. Memang dengan temen atau senior di tempat kerja, kita bisa belajar banyak karena mereka lebih berpengalaman dalam banyak hal. Tapi, ada hal-hal yang memang hanya bisa dilakukan dan dibicarakan dengan temen-temen seumuran kita, yang sayangnya jumlahnya biasanya semakin berkurang. Theen-theen dan Tika adalah salah dua temen lama yang masih keep in touch sampai sekarang. Saya mengenal mereka waktu jaman orientasi mahasiswa baru di kampus dulu, dan semoga ke depannya kita tetep keep in touch. Aamiin. Kalau mereka baca tulisan ini mungkin bakal protes, ngapain saya nulis kalo kita masang gembok di Farmhouse. Tapi kayaknya sih mereka ga hobi blogwalking jadi mungkin ga akan baca...hahaha... Intinya tulisan ini adalah saya mau berterimakasih kepada mereka berdua karena udah mau terus temenan sama saya sejak jaman nyari video Super Junior masih susah (peace..ini bukan saya lho yang suka nyari video Suju 10 tahun lalu lol), sampe sekarang Music Bank udah digelar di Jakarta. Dari jamannya terharu melihat perjuangan Yamapi mengubah masa lalu demi menggagalkan pernikahan Masami Nagasawa di ProDai, sampe sekarang pas nonton ulang pidato si Kenzo di ending itu pengen teriak "ngapain ngomong gitu di nikahan orang woooyyy, udahlah Rei sama Tada-san aja Kenzo biar buat aku #eh. Okay, it seems like I've become more realistic lol. Sepertinya tulisannya udah mulai menyimpang, jadi udahlah kita akhiri saja postingan ini.


You May Also Like

0 komentar