Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

  • Beranda

Just Random Stories

Menulis apa saja yang ingin ditulis

Opak ketan merupakan salah satu makanan tradisional khas Indonesia. Opak ini biasanya dijual dengan harga yang relatif murah. Namun tahukah kamu, bagaimana proses pembuatannya? Ternyata tidak mudah lho, membutuhkan energi yang besar, dari mulai energi kinetik, energi potensial, bahkan energi panas,, hehe,,plus semangat 45 untuk bisa menghasilkan opak ini. Desa Kertayasa, tempat saya KKN dikenal sebagai penghasil opak ketan. Selain itu, potensi perikanan air tawarnya juga bagus. Maka, salah satu program KKN yang dilaksanakan adalah pemanfaatan ikan air tawar sebagai bahan campuran opak. Tentu saja sebelum melaksanakan program, perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Bahan baku pun dikumpulkan, yaitu ikan gurame, ikan mujaer, beras ketan, kelapa, dan bumbu-bumbu lainnya. untuk bisa mencampurkan ikan ke dalam adonan opak, harus dilakukan proses fillet terlebih dahulu. Teman-teman dari jurusan perikanan tentunya paling paham tentang hal ini. Saya baru tahu kalau cara membius ikan adalah dengan menancapkan paku ke “jidat” ikan tersebut lho. Proses membius ini juga tidak mudah, soalnya pastinya si ikan akan melakukan perlawanan sengit. Baru setelah ikan dibius, proses fillet atau pemisahan daging dari duri-durinya dilakukan.
Setelah difillet, daging ikan pun ditumbuk bersama bumbu-bumbu dengan menggunakan alu. Alu ini ternyata berat lho, butuh tenaga yang besar untuk bisa menumbuk dengan alu ini. Baru kemudian ketan yang telah dikukus dimasukkan ke dalam adonan. Proses menumbuk membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang besar. Kalau melihat ibu-ibu pembuat opak yang menumbuk, kelihatannya mudah, tapi ternyata pada prakteknya tidaklah demikian teman-teman. Tangan teman saya yang menumbuk malahan lecet karena alu itu. Hmm,,untuk menumbuk saja ternyata ada tekniknya biar tangan tidak lecet.
Setelah adonan halus, proses selanjutnya adalah mencetak. Adonan opak dibentuk menjadi bulatan-bulatan kecil kemudian dipipihkan. Ini juga ada tantangannya, karena adonannya lengket, so proses mencetak opak biar jadi bentuk bulat pun sering gagal. Terkadang adonannya tidak berbentuk bulat, atau bahkan hancur lebur karena nempel di tangan,,haha,,Nah kemudian, adonan yang telah dicetak siap untuk dijemur. Jemurnya tidak boleh terlalu kering lho, karena nanti tidak bisa ditusuk.

Setelah cukup kering dan didiamkan semalaman, opak kering siap untuk dibakar. Cara membakarnya pun unik, yaitu dengan cara melubangi opak kering dengan bambu panjang, barulah membakar opak satu per satu di tungku. Saat membakar, kita harus hati-hati biar opaknya tidak terlalu matang a.k.a gosong. Dan ...opak pun siap dimakan.
Ternyata proses membuatnya rumit juga yah,,bila makan opak, ingatlah bahwa opak tersebut dibuat dengan penuh perjuangan,,^-^
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Sekitar 2 tahun lalu, seorang teman SMA saya tiba-tiba menelepon ke rumah. Dia meminta saya untuk datang ke rumahnya karena ada suatu keperluan. Dia sendiri tidak bilang keperluan apakah itu. Ya sudahlah, berhubung saya percaya kalo dia orang baik dan rumahnya dekat kampus, akhirnya berkunjunglah saya ke rumahnya si teman. Ternyata dia mempresentasikan tentang MLM (Multi Level Marketing), dan mengajak saya untuk join juga dalam bisnis MLM tersebut. Saya sendiri lebih tertarik dengan cara presentasinya yang bagus dibandingkan uang jutaan, rumah, dan kapal pesiar yang dijanjikan dalam MLM tersebut. Soalnya waktu SMA kayaknya dia,,hmm,,bukan pemalu yah, tapi saya melihat dia sebagai orang yang tidak banyak bicara, apalagi dengan orang yang tidak terlalu dekat. Pada saat presentasi, dia berbagi tips tentang meningkatkan kemampuan bicara, salah satunya dengan membaca buku yang berjudul "Berpikir dan Berjiwa Besar" karya David J Schwartz, judul bahasa Inggrisnya "The Magic of Thinking Big". Menurutnya, buku ini mengajak kita untuk melampaui batas yang kadang kita ciptakan sendiri, barangkali kalo kata Sheila On 7 "Melompat Lebih Tinggi" yah. Si teman bilang, dia sudah berulang kali membaca buku ini, tapi dia selalu mendapatkan sesuatu yang baru tiap kali membacanya. Saya pun tertarik untuk membacanya, so pergilah saya ke toko buku terdekat (ya iyalah ngapain jauh-jauh..:)) dan buku berwarna pink ini pun resmi jadi milik saya. 



Lalu, bagaimana nasib buku ini? Ya dibaca lah, tapi sampai sekarang belum selesai,,he2, soalnya menurut saya, gaya bahasanya tidak sederhana, mungkin karena ini buku terjemahan. Jadi saya pun membacanya sekali-sekali kalo lagi pengen cari inspirasi. Salah satu bab yang menarik adalah bab 6, yang berjudul "Anda Adalah Apa yang Anda Pikirkan Mengenai Anda", atau mungkin bahasa Inggrisnya "You are what you think you are". Bab ini mengajak kita untuk menghargai diri kita. Orang yang berpikir dirinya inferior, lepas dari apa kualifikasinya yang sebenarnya, menjadikannya inferior, karena berpikir mengatur tindakan. Jika seseorang merasa inferior, ia pun bertindak dengan cara inferior. Orang yang merasa dirinya tidak penting benar-benar menjadi tidak penting. Kalo dipikir-pikir benar juga yah, kadang kita terlalu rendah menilai diri sendiri, jadi, apa yang kita lakukan pun menjadi tidak bagus dan tentunya berdampak terhadap penilaian orang lain terhadap kita. Jadi, bagaimana caranya supaya kita benar-benar menjadi "orang penting". Berikut ini saran yang diberikan oleh penulis buku:
1) Tampil penting; ini membantu kita berpikir penting. Maksud tampil penting disini adalah cara berpenampilan yang baik. Karena tidak bisa dibantah bahwa penampilan sangat mempengaruhi penilaian orang lain terhadap kita.
2) Berpikir bahwa pekerjaan kita penting. Berpikir dengan cara ini dan kita akan menerima isyarat mental tentang bagaimana melakukan pekerjaan dengan lebih baik.
3) Beri diri kita percakapan pendek pemberi semangat beberapa kali sehari, jadi yakinkan pada diri sendiri bahwa kita adalah orang yang akan berhasil.
4) Di dalam semua situasi kehidupan, bertanyalah kepada diri sendiri "Apakah ini cara orang penting berpikir?", kemudian taati jawabannya.

Cara anda berpikir menentukan bagaimana cara anda bertindak. Cara anda bertindak pada gilirannya menentukan bagaimana orang lain bereaksi terhadap anda
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Jilbab Traveler merupakan salah satu buku non fiksi karya Asma Nadia. Bagi pembaca buku-buku remaja Islami, pasti tidak asing dengan nama penulis yang telah menghasilkan banyak karya ini. Jilbab Traveler bercerita tentang pengalaman beberapa muslimah berjilbab yang sudah melakukan perjalanan ke berbagai negara di dunia. Yup! Di buku ini, Asma Nadia berkolaborasi dengan beberapa penulis lainnya.
Jilbab Traveler akan membawa kita ke berbagai tempat di dunia, seperti Amerika, Iran, Cina, Korea Selatan, Rusia, Jerman, Australia, Belanda, Karibia, dan lainnya. Selain itu, kita juga akan mendapatkan tips travelling buat muslimah berjilbab, cara membaca peta, juga kamus bahasa survive di negara yang dikunjungi. Melalui buku setebal sekitar 308 halaman ini, kita akan mengetahui hal-hal unik di tiap negara, mulai dari tempat wisata, kebiasaan di negara bersangkutan, hingga mencari makanan halal. Buat kamu yang suka buku dengan tema travel, pastinya buku ini asyik buat dibaca sambil berkhayal keliling dunia ^-^
Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
Apa yang terbayang di benakmu ketika mendengar istilah KKN alias Kuliah Kerja Nyata? Mungkin sebagian besar dari kita akan langsung terbayang ‘hidup di desa’. Yah memang begitulah adanya. KKN mengharuskan kita untuk tinggal di desa yang kondisinya otomatis berbeda dengan tempat tinggal kita biasanya.
Tidak terasa sudah waktunya saya mengikuti KKN yang diadakan universitas. Berawal dari ketidaksengajaan, saya mendaftar KKN di Desa Kertayasa, Kabupaten Ciamis. Meskipun awalnya tidak sengaja, saya bersyukur bisa tinggal di Desa Kertayasa ini selama sebulan. Banyak pengalaman berharga yang didapat selama tinggal di desa ini.
Mungkin sebagian besar orang mengalami hal ini, perasaan khawatir tentang apa yang bakal kita hadapi di desa nanti. Begitupun yang terjadi pada saya. Sebelum berangkat, saya bertanya-tanya tentang hal tersebut. Maklumlah, kita kan bakal tinggal jauh dari rumah gitu lho. Akhirnya dengan hati pasrah, saya pun berangkat KKN pada awal Juli lalu. Peserta KKN diharuskan berkumpul di kampus Jatinangor jam 6 pagi. So, berbekal barang bawaan seperlunya plus uang tunai tentunya, saya berangkat dari rumah jam 5 pagi. Sampai di Jatinangor, pemandangan yang terlihat adalah orang-orang yang berlalu lalang dengan macam-macam barang bawaannya. Mahasiswa biasanya barang bawaannya relatif simpel, tidak terlalu banyak. Kalau mahasiswi...yah namanya juga cewek, pastinya barang yang dibawa lebih heboh lah ^_^. Setelah menunggu sejenak, saya pun mencari bus yang akan mengantar kami ke lokasi KKN. Satu bus diisi oleh 2 kelompok. Kelompok Kertayasa bergabung dengan kelompok Batukaras di bus yang sama. Bus pun berangkat sekitar pukul setengah 8. Hmm...kayaknya kalau tadi saya tidak berangkat jam 5 dari rumah juga ga bakalan ditinggal yah..^_^. DPL atau Dosen Pembimbing Lapangan kami menyampaikan sebuah kabar bahwa bus tersebut hanya akan mengantar sampai ke Desa Batukaras. Kelompok Kertayasa tidak diantar sampai lokasi karena kondisi jalan desa yang tidak memungkinkan. Jadi, bagaimana kami sampai di Kertayasa? Sabar..sabar.. nanti juga kau tahu.
Perjalanan kami ditemani dengan iringan musik dangdut (entah siapa DJ bus ini), satu kotak snack, dan permainan gitar dari peserta KKN yang niat banget bawa gitar. Setelah menempuh sekitar 7-8 jam perjalanan, kami tiba di desa Batukaras. Desa Batukaras ini sebagian penduduknya berprofesi sebagai petani dan sebagian lagi nelayan, karena desa ini terletak dekat dengan pantai. Otomatis Batukaras merupakan daerah pariwisata yang banyak dikunjungi turis lokal maupun turis asing a.k.a bule. Pemondokan KKN Batukaras terletak cukup dekat dengan pantai. Dan karena tidak diantar ke Kertayasa, saya dan teman-teman sekelompok terdampar di pemondokan tersebut sambil menunggu kendaraan yang akan mengangkut kami. Kendaraan tersebut tak lain tak bukan adalah mobil colt buntung atau biasa disebut colt bak. Ternyata, pemilik pemondokan sangat baik. Mereka sudah menyiapkan makanan buat peserta KKN. Bahkan kami yang KKN di Kertayasa juga dipersilahkan makan (oh terimakasih bapak ibu). Kami pun mengambil nasi dan mie goreng hanya sedikit, bukan karena jaim alias jaga image, tapi karena merasa ga enak kalau-kalau kami mengambil jatahnya anak KKN Batukaras ^_^. Meskipun menunya sederhana, tapi rasanya seperti makanan hotel bintang lima (haha lebay..makan di hotel bintang lima aja saya belum pernah kok). Maksudnya terasa lezat sekali gitu lho, mungkin karena dari tadi pagi belum makan nasi juga, he2. Sekali lagi terimakasih bapak ibu yang telah mengizinkan kami makan.
Setelah menunggu beberapa lama, 2 mobil colt buntung yang akan mengantar kami tiba juga. Kami beserta barang bawaan pun diangkut ke Kertayasa. Meskipun secara geografis terletak bersebelahan, perjalanan dari Batukaras ke Kertayasa ternyata jauh juga lho, makan waktu sekitar setengah jam kalo ga salah mah. Struktur jalan di Kertayasa ternyata agak berbeda dengan jalan di Batukaras yang rata. Di sini banyak turunan dan tanjakan plus bebatuan. So, melewati jalan seperti ini, perjalanan naik colt bak pun memiliki sensasi tersendiri ^_^. Desa ini memiliki pemandangan yang bagus lho, banyak sawah dan pepohonan hijau, terutama pohon kelapa. Pemandangan yang sulit ditemui di kota besar sekarang ini. Setelah perjalanan yang diiringi angin sejuk dan pemandangan hijau tadi, kami tiba di pemondokan dan disambut oleh pemilik rumah. Rumah dipisah untuk laki-laki dan perempuan.
Nah, begitulah hari pertama saya KKN. Hari-hari selanjutnya diisi dengan berbagai hal, dari mulai yang seru, lucu, bosan, mengharukan, dan kadang menegangkan, ^_^.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Enid Blyton adalah salah satu penulis cerita anak-anak yang sangat terkenal. Penulis asal Inggris kelahiran London, 11 Agustus 1897 ini sudah menulis lebih dari 600 judul buku anak-anak yang telah diterjemahkan dalam banyak bahasa. Karya-karyanya yang cukup dikenal antara lain serial Lima Sekawan (Famous Five), serial St Clare, dan serial Malory Towers ini. Semester Pertama di Malory Towers (First Term at Malory Towers) ini merupakan buku pertama dari keseluruhan 6 seri Malory Towers yang ditulis pada tahun 1946. Di Indonesia sendiri, serial ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1984. Buku yang saya punya ini merupakan cetakan tahun 2010. Semester Pertama di Malory Towers bercerita tentang kehidupan murid-murid Malory Towers, yaitu sekolah berasrama khusus putri yang terletak di tepi pantai.

Darrel Rivers memulai bersekolah di Malory Towers dengan penuh semangat dan harapan yang tinggi. Di sekolah yang memiliki 4 menara ini, ia ditempatkan di menara utara bersama Alicia yang nakal namun cerdas, Sally yang pendiam dan tertutup, Gwendoline yang sombong dan manja, Mary-Lou yang takut pada hampir semua hal, dan beberapa murid dengan karakter unik lainnya. Darrel, yang bisa dengan cepat bisa menyesuaikan diri di sekolah barunya itu, sangat mengagumi Alicia dan ingin bersahabat dengannya. Namun, Alicia sendiri telah memiliki sahabat bernama Betty, murid dari menara barat. Di sekolah ini, Darrel merasa sangat bahagia dan gembira. Tapi ternyata, tidak hanya hal yang menyenangkan saja yang dialami Darrel. Ia harus menghadapi berbagai persoalan, seperti prioritasnya pada pelajaran yang mulai terganggu, sifatnya yang suka tidak bisa mengendalikan diri bila marah, dan yang paling penting menemukan sahabat sejatinya. Bagaimana Darrel menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut? Lalu, siapakah yang pada akhirnya akan menjadi sahabat sejatinya? Alicia yang selama ini dikaguminya?Marry-Lou yang super penakut? Sally yang dingin? Atau justru Gwendoline yang super menyebalkan?
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

I write about anything I want.
Hope you'll enjoy it :)

Get Inspired

more Quotes

Blog Archive

  • ►  2020 (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2019 (5)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
  • ►  2018 (7)
    • ►  Desember (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2017 (10)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2016 (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  April (2)
  • ►  2015 (7)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2014 (9)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2013 (15)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (4)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2012 (7)
    • ►  Desember (6)
    • ►  Oktober (1)
  • ►  2011 (4)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ▼  2010 (17)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (1)
    • ▼  Agustus (5)
      • Behind The Scene "Opak Ikan"
      • Anda Adalah Apa yang Anda Pikirkan Mengenai Diri Anda
      • JILBAB TRAVELER- Kisah Perjalanan Muslimah Ke Berb...
      • The Story of KKN
      • Semester Pertama di Malory Towers
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2009 (3)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)

Categories

  • anime (1)
  • beauty (3)
  • buku (6)
  • cerita (19)
  • craft (4)
  • dorama (8)
  • food (7)
  • j-movie (1)
  • makanan (6)
  • manga (2)
  • masak (2)
  • minuman (2)
  • movie (1)
  • music (4)
  • quote (1)
  • resep (1)
  • resep masakan (1)
  • review (40)
  • sharing (8)
  • short post (2)
  • tempat makan (2)

Popular Posts

  • Tes Koran (Pauli Test)
    Salah satu jenis psikotest yang populer adalah Pauli test atau dikenal juga sebagai tes koran. Tes ini banyak digunakan dalam proses rekrut...
  • Seigi no Mikata
    Bagaimana rasanya punya kakak perempuan yang cantik, pintar, populer, dan punya pekerjaan yang bagus? Menyenangkan? Tapi mungkin Nakata...
  • Review : Moayu Ginseng Habbats Shampoo
    Bagi yang pernah ke salon Moz5, pasti familiar dengan produk-produk Moayu, yang digunakan untuk perawatan dan dijual juga di salon terse...
  • Daily Dose of Light
    Daily Dose of Light adalah buku kumpulan kutipan yang disusun oleh Ahmad Fuadi. Daily Dose of Light merupakan buku kedua dari trilogi D...

Mengenai Saya

Foto saya
tika
Hello :)
Lihat profil lengkapku

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates