Opak ketan merupakan salah satu makanan tradisional khas Indonesia. Opak ini biasanya dijual dengan harga yang relatif murah. Namun tahukah kamu, bagaimana proses pembuatannya? Ternyata tidak mudah lho, membutuhkan energi yang besar, dari mulai energi kinetik, energi potensial, bahkan energi panas,, hehe,,plus semangat 45 untuk bisa menghasilkan opak ini. Desa Kertayasa, tempat saya KKN dikenal sebagai penghasil opak ketan. Selain itu, potensi perikanan air tawarnya juga bagus. Maka, salah satu program KKN yang dilaksanakan adalah pemanfaatan ikan air tawar sebagai bahan campuran opak. Tentu saja sebelum melaksanakan program, perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Bahan baku pun dikumpulkan, yaitu ikan gurame, ikan mujaer, beras ketan, kelapa, dan bumbu-bumbu lainnya. untuk bisa mencampurkan ikan ke dalam adonan opak, harus dilakukan proses fillet terlebih dahulu. Teman-teman dari jurusan perikanan tentunya paling paham tentang hal ini. Saya baru tahu kalau cara membius ikan adalah dengan menancapkan paku ke “jidat” ikan tersebut lho. Proses membius ini juga tidak mudah, soalnya pastinya si ikan akan melakukan perlawanan sengit. Baru setelah ikan dibius, proses fillet atau pemisahan daging dari duri-durinya dilakukan.
Setelah difillet, daging ikan pun ditumbuk bersama bumbu-bumbu dengan menggunakan alu. Alu ini ternyata berat lho, butuh tenaga yang besar untuk bisa menumbuk dengan alu ini. Baru kemudian ketan yang telah dikukus dimasukkan ke dalam adonan. Proses menumbuk membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang besar. Kalau melihat ibu-ibu pembuat opak yang menumbuk, kelihatannya mudah, tapi ternyata pada prakteknya tidaklah demikian teman-teman. Tangan teman saya yang menumbuk malahan lecet karena alu itu. Hmm,,untuk menumbuk saja ternyata ada tekniknya biar tangan tidak lecet.
Setelah adonan halus, proses selanjutnya adalah mencetak. Adonan opak dibentuk menjadi bulatan-bulatan kecil kemudian dipipihkan. Ini juga ada tantangannya, karena adonannya lengket, so proses mencetak opak biar jadi bentuk bulat pun sering gagal. Terkadang adonannya tidak berbentuk bulat, atau bahkan hancur lebur karena nempel di tangan,,haha,,Nah kemudian, adonan yang telah dicetak siap untuk dijemur. Jemurnya tidak boleh terlalu kering lho, karena nanti tidak bisa ditusuk.
Setelah cukup kering dan didiamkan semalaman, opak kering siap untuk dibakar. Cara membakarnya pun unik, yaitu dengan cara melubangi opak kering dengan bambu panjang, barulah membakar opak satu per satu di tungku. Saat membakar, kita harus hati-hati biar opaknya tidak terlalu matang a.k.a gosong. Dan ...opak pun siap dimakan.
Ternyata proses membuatnya rumit juga yah,,bila makan opak, ingatlah bahwa opak tersebut dibuat dengan penuh perjuangan,,^-^